Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD) adalah gangguan perkembangan neuropsikologis yang memengaruhi kemampuan seseorang untuk mempertahankan perhatian, mengendalikan impuls, dan mengatur tingkat aktivitasnya. Anak-anak dengan ADHD cenderung menghadapi tantangan dalam menyelesaikan tugas, mengikuti aturan, atau bekerja dalam kelompok, yang berdampak pada performa akademik dan hubungan sosial mereka.
Definisi ADHD Menurut Para Ahli
- American Psychiatric Association (APA)
ADHD didefinisikan sebagai “pola berkelanjutan dari kurangnya perhatian dan/atau hiperaktivitas-impulsivitas yang mengganggu fungsi atau perkembangan” (Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders – DSM-5, 2013). - Barkley (2006)
Menurut Barkley, ADHD adalah “gangguan neurobiologis kronis yang memengaruhi kemampuan seseorang dalam mengendalikan perilaku sesuai dengan tujuan jangka panjang.” - National Institute of Mental Health (NIMH)
NIMH menyatakan bahwa ADHD adalah gangguan perkembangan otak yang menyebabkan ketidakmampuan untuk memusatkan perhatian dan kontrol perilaku yang konsisten.
Gejala Utama ADHD
Gejala ADHD terbagi menjadi dua kategori utama:
- Kurangnya Perhatian (Inattention)
- Kesulitan memusatkan perhatian pada tugas atau kegiatan tertentu.
- Sering membuat kesalahan ceroboh dalam pekerjaan sekolah atau aktivitas lainnya.
- Mudah teralihkan oleh rangsangan eksternal.
- Sulit mengatur tugas atau aktivitas sehari-hari.
- Hiperaktivitas dan Impulsivitas
- Sering gelisah, seperti mengetuk-ngetukkan tangan atau kaki.
- Sulit duduk diam dalam situasi yang memerlukan ketenangan.
- Terlalu banyak berbicara atau mengganggu percakapan orang lain.
- Bertindak tanpa berpikir, seperti melompat ke situasi berisiko.
Jenis ADHD
- ADHD dengan Dominasi Kurangnya Perhatian (Predominantly Inattentive Presentation)
Anak lebih banyak menunjukkan gejala kurangnya perhatian, seperti sulit fokus dan pelupa. - ADHD dengan Dominasi Hiperaktivitas/Impulsivitas (Predominantly Hyperactive/Impulsive Presentation)
Anak menunjukkan perilaku hiperaktif dan impulsif, seperti sulit duduk diam atau berbicara terus-menerus. - ADHD Gabungan (Combined Presentation)
Anak menunjukkan gejala kurangnya perhatian sekaligus hiperaktivitas/impulsivitas.
Sikap Anak yang Memicu Terjadinya ADHD
Meskipun ADHD memiliki basis biologis, ada perilaku tertentu yang memperburuk kondisinya:
- Kurangnya Rutinitas
Anak-anak yang tidak memiliki struktur rutinitas harian cenderung menunjukkan perilaku tidak terorganisir. - Respons terhadap Stres atau Tekanan Lingkungan
Lingkungan yang tidak mendukung atau terlalu menekan dapat memicu perilaku impulsif. - Kelebihan Energi yang Tidak Tersalurkan
Anak yang jarang terlibat dalam aktivitas fisik dapat menunjukkan gejala hiperaktif yang lebih intens.
Mengapa ADHD Sulit Disembuhkan?
- Faktor Genetik dan Biologis
ADHD memiliki dasar neurobiologis, seperti ketidakseimbangan neurotransmitter, yang membuatnya sulit untuk diatasi sepenuhnya. - Ketergantungan pada Pola Perilaku Lama
Anak dengan ADHD cenderung mengulangi perilaku yang sama, meskipun mendapat koreksi atau hukuman. - Kurangnya Pemahaman Lingkungan
Tanpa dukungan dari keluarga, guru, atau teman, anak dengan ADHD kesulitan mengembangkan mekanisme pengelolaan diri. - Kebutuhan Pendekatan Jangka Panjang
Penanganan ADHD membutuhkan waktu lama dan melibatkan kombinasi terapi, pengobatan, dan strategi manajemen.
Cara Mengatasi dan Menghindari ADHD
- Pendekatan Terapi
- Terapi Perilaku: Membantu anak mengidentifikasi dan mengganti pola perilaku negatif.
- Terapi Kognitif: Mengajarkan anak keterampilan manajemen diri dan pengendalian impuls.
- Manajemen Lingkungan
- Ciptakan rutinitas harian yang terstruktur.
- Kurangi gangguan di lingkungan belajar, seperti suara bising atau teknologi yang tidak diperlukan.
- Dukungan Orang Tua dan Guru
- Orang tua perlu memberikan perhatian khusus dan penghargaan pada pencapaian kecil anak.
- Guru dapat memberikan tugas-tugas kecil yang mudah dicapai untuk meningkatkan rasa percaya diri anak.
- Penggunaan Obat-obatan
Dalam beberapa kasus, obat stimulan seperti methylphenidate (Ritalin) atau non-stimulan dapat diresepkan untuk membantu mengendalikan gejala ADHD. - Aktivitas Fisik
Melibatkan anak dalam olahraga atau aktivitas fisik dapat membantu mengarahkan energi mereka secara positif. - Edukasi dan Kesadaran
Lingkungan sekitar anak, termasuk keluarga dan sekolah, harus memahami karakteristik ADHD untuk memberikan dukungan yang tepat.
Kesimpulan
ADHD adalah gangguan kompleks yang membutuhkan pemahaman dan penanganan holistik. Anak-anak dengan ADHD memiliki potensi besar untuk berkembang jika didukung dengan strategi yang tepat.
Sebagaimana dinyatakan oleh Barkley (2006), “ADHD bukanlah kegagalan moral atau ketidakmampuan, tetapi sebuah tantangan neurobiologis yang membutuhkan pemahaman dan pendekatan yang sesuai.” Dengan dukungan yang konsisten dari lingkungan, anak-anak dengan ADHD dapat belajar mengelola gejalanya dan mencapai kesuksesan di berbagai bidang kehidupan.
Referensi:
- American Psychiatric Association. (2013). Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM-5).
- Barkley, R. A. (2006). Attention-Deficit Hyperactivity Disorder: A Handbook for Diagnosis and Treatment.
- National Institute of Mental Health. ADHD Overview.