selingkuh

Selingkuh: Definisi, Alasan, dan Cara Mengatasinya

Diposting pada

Selingkuh adalah salah satu isu yang paling sering menjadi penyebab konflik dalam hubungan romantis. Namun, definisi selingkuh sering kali menjadi perdebatan karena sifatnya yang subjektif dan bergantung pada nilai-nilai individu serta norma sosial. Secara umum, selingkuh dapat didefinisikan sebagai pelanggaran terhadap komitmen emosional atau fisik dalam suatu hubungan, yang melibatkan ketidakjujuran, niat tersembunyi, dan perilaku yang ditutupi dari pasangan.

Menurut psikolog Shirley Glass dalam bukunya “Not Just Friends”, selingkuh adalah tindakan yang melibatkan pelanggaran kepercayaan dalam hubungan, baik secara emosional maupun fisik. Glass menekankan bahwa selingkuh tidak selalu melibatkan hubungan seksual, tetapi juga dapat berupa keterlibatan emosional yang mendalam dengan orang lain di luar hubungan utama. Hal ini mencakup perilaku seperti chatting dengan lawan jenis secara intens, berbagi rahasia yang seharusnya hanya diketahui pasangan, atau bahkan menggoda secara verbal.

Dalam artikel ini, kita akan membahas lebih dalam tentang apa yang dimaksud dengan selingkuh, mengapa seseorang bisa dikatakan selingkuh, bagaimana teori psikologis dan sosiologis menjelaskan fenomena ini, serta bagaimana cara mengatasi perilaku selingkuh dalam diri.


Definisi Selingkuh: Perspektif Psikologis dan Sosiologis

Selingkuh dapat didefinisikan sebagai pelanggaran terhadap komitmen dalam hubungan romantis, yang melibatkan ketidakjujuran, niat tersembunyi, dan perilaku yang ditutupi. Namun, definisi ini dapat bervariasi tergantung pada konteks budaya, nilai-nilai individu, dan jenis hubungan yang dijalani.

1. Perspektif Psikologis

Dari sudut pandang psikologis, selingkuh sering kali dikaitkan dengan kebutuhan emosional atau fisik yang tidak terpenuhi dalam hubungan utama. Menurut Esther Perel, seorang terapis hubungan terkenal dan penulis buku “The State of Affairs”, selingkuh adalah “pencarian akan sesuatu yang hilang dalam diri seseorang.” Perel menjelaskan bahwa orang yang berselingkuh sering kali mencari validasi, gairah, atau kebebasan yang mereka rasa tidak mereka dapatkan dalam hubungan mereka.

Selain itu, teori psikologi kognitif juga menjelaskan bahwa selingkuh dapat terjadi karena adanya disonansi kognitif, yaitu ketidaksesuaian antara nilai-nilai moral seseorang dan perilaku mereka. Misalnya, seseorang mungkin percaya bahwa selingkuh itu salah, tetapi tetap melakukannya karena mereka merasa tidak puas dalam hubungan atau tergoda oleh kesempatan.

2. Perspektif Sosiologis

Dari sudut pandang sosiologis, selingkuh dapat dilihat sebagai pelanggaran terhadap norma sosial yang mengatur hubungan romantis. Menurut Émile Durkheim, hubungan sosial dibangun di atas kepercayaan dan komitmen. Ketika seseorang berselingkuh, mereka melanggar norma-norma ini, yang dapat merusak struktur hubungan dan menciptakan ketidakstabilan emosional.

Sosiolog Anthony Giddens dalam bukunya “The Transformation of Intimacy” menjelaskan bahwa dalam masyarakat modern, hubungan romantis semakin didasarkan pada keintiman emosional dan kepercayaan. Oleh karena itu, pelanggaran terhadap kepercayaan ini, seperti selingkuh, dianggap sebagai ancaman besar terhadap hubungan.


Kapan Perilaku Dikatakan Selingkuh?

Tidak semua interaksi dengan lawan jenis dapat dikategorikan sebagai selingkuh. Namun, ada beberapa elemen kunci yang dapat digunakan untuk menentukan apakah suatu perilaku dapat dianggap sebagai selingkuh:

1. Niat Tersembunyi

Selingkuh sering kali dimulai dengan niat tersembunyi, seperti mencari perhatian atau validasi dari orang lain di luar hubungan. Misalnya, seseorang yang secara sengaja menggoda lawan jenis melalui pesan teks atau media sosial mungkin memiliki niat untuk mendapatkan perhatian yang seharusnya hanya diberikan oleh pasangan mereka.

2. Ketidakjujuran

Ketidakjujuran adalah elemen utama dalam selingkuh. Ketika seseorang merasa perlu menyembunyikan perilaku mereka dari pasangan, ini adalah tanda bahwa perilaku tersebut melanggar batas-batas hubungan. Misalnya, seseorang yang menghapus pesan teks atau menyembunyikan percakapan dengan lawan jenis dari pasangan mereka mungkin sudah melibatkan diri dalam perilaku yang dapat dianggap sebagai selingkuh.

3. Perilaku yang Ditutupi

Perilaku yang ditutupi, seperti bertemu dengan orang lain secara diam-diam atau berbagi rahasia dengan orang lain di luar hubungan, juga merupakan tanda selingkuh. Menurut Shirley Glass, “Ketika Anda mulai berbagi hal-hal yang seharusnya hanya dibagikan dengan pasangan Anda kepada orang lain, Anda telah melanggar batas emosional.”

4. Rasa Takut Akan Konsekuensi

Jika seseorang merasa bahwa mereka tidak dapat jujur kepada pasangan mereka tentang perilaku tertentu karena takut akan konsekuensi, ini adalah tanda bahwa perilaku tersebut melanggar batas hubungan. Misalnya, seseorang yang merasa bersalah karena chatting dengan lawan jenis secara intens mungkin menyadari bahwa perilaku mereka tidak sesuai dengan komitmen mereka dalam hubungan.


Contoh Perilaku yang Dapat Dikatakan Selingkuh

  1. Chatting Intens dengan Lawan Jenis
    Seseorang yang sering chatting dengan lawan jenis, berbagi rahasia, atau menggoda secara verbal dapat dianggap berselingkuh, terutama jika mereka menyembunyikan percakapan tersebut dari pasangan mereka.
  2. Berbagi Keintiman Emosional
    Ketika seseorang mulai berbagi masalah pribadi, harapan, atau impian mereka dengan orang lain di luar hubungan, ini dapat dianggap sebagai bentuk selingkuh emosional.
  3. Menghapus Bukti Percakapan
    Jika seseorang merasa perlu menghapus pesan teks atau riwayat panggilan dengan orang lain, ini adalah tanda bahwa mereka mungkin terlibat dalam perilaku yang melanggar batas hubungan.
  4. Menggoda Secara Verbal atau Fisik
    Menggoda lawan jenis, baik secara verbal maupun fisik, juga dapat dianggap sebagai bentuk selingkuh, terutama jika dilakukan dengan niat untuk mendapatkan perhatian atau validasi.

Mengapa Seseorang Berselingkuh?

Ada banyak alasan mengapa seseorang berselingkuh, dan alasan ini sering kali melibatkan kombinasi faktor psikologis, emosional, dan sosial. Berikut adalah beberapa alasan utama:

1. Ketidakpuasan dalam Hubungan

Salah satu alasan paling umum untuk selingkuh adalah ketidakpuasan dalam hubungan. Ketika seseorang merasa bahwa kebutuhan emosional atau fisik mereka tidak terpenuhi, mereka mungkin mencari pemenuhan tersebut di luar hubungan.

2. Kesempatan dan Godaan

Kesempatan sering kali menjadi faktor utama dalam selingkuh. Misalnya, seseorang yang sering bepergian untuk pekerjaan mungkin lebih rentan terhadap godaan karena mereka memiliki lebih banyak kesempatan untuk bertemu orang baru tanpa pengawasan pasangan mereka.

3. Masalah Kepercayaan Diri

Beberapa orang berselingkuh karena mereka mencari validasi atau pengakuan dari orang lain. Misalnya, seseorang yang merasa tidak dihargai dalam hubungan mereka mungkin mencari perhatian dari orang lain untuk meningkatkan kepercayaan diri mereka.

4. Pengaruh Lingkungan Sosial

Lingkungan sosial juga dapat memengaruhi perilaku seseorang. Misalnya, seseorang yang berada dalam lingkungan di mana selingkuh dianggap normal atau diterima mungkin lebih cenderung untuk berselingkuh.


Bagaimana Mengatasi Perilaku Selingkuh?

Mengatasi perilaku selingkuh membutuhkan kesadaran diri, komunikasi yang jujur, dan komitmen untuk memperbaiki hubungan. Berikut adalah beberapa langkah yang dapat diambil:

1. Meningkatkan Kesadaran Diri

Langkah pertama untuk mengatasi perilaku selingkuh adalah mengenali alasan di balik perilaku tersebut. Apakah itu karena ketidakpuasan dalam hubungan, masalah kepercayaan diri, atau faktor lain? Dengan memahami akar masalah, seseorang dapat mulai mencari solusi yang lebih konstruktif.

2. Membangun Komunikasi yang Jujur

Komunikasi yang jujur adalah kunci untuk memperbaiki hubungan yang rusak akibat selingkuh. Pasangan harus berbicara secara terbuka tentang perasaan mereka, kebutuhan mereka, dan batas-batas yang mereka harapkan dalam hubungan.

3. Membuat Komitmen untuk Berubah

Seseorang yang berselingkuh harus membuat komitmen untuk mengubah perilaku mereka dan memperbaiki hubungan mereka. Ini mungkin melibatkan mencari bantuan dari terapis atau konselor hubungan untuk mengatasi masalah yang mendasari.

4. Membangun Kepercayaan Kembali

Membangun kembali kepercayaan membutuhkan waktu dan usaha. Pasangan harus bekerja sama untuk menciptakan lingkungan yang mendukung kejujuran, transparansi, dan komitmen.


Pembelajaran dari Perilaku Selingkuh

Selingkuh adalah pelanggaran terhadap kepercayaan dan komitmen dalam hubungan romantis, yang melibatkan ketidakjujuran, niat tersembunyi, dan perilaku yang ditutupi. Meskipun alasan di balik selingkuh dapat bervariasi, perilaku ini sering kali mencerminkan kebutuhan emosional atau fisik yang tidak terpenuhi, serta pengaruh lingkungan sosial.

Dengan memahami teori psikologis dan sosiologis di balik selingkuh, kita dapat belajar untuk lebih empati terhadap orang lain, mengenali tanda-tanda perilaku yang tidak sehat, dan bekerja untuk menciptakan hubungan yang lebih kuat dan sehat. Pada akhirnya, mengatasi perilaku selingkuh membutuhkan kesadaran diri, komunikasi yang jujur, dan komitmen untuk berubah.

Tinggalkan Balasan