selingkuh

Apakah Gen Selingkuh Diturunkan?

Diposting pada

Selingkuh sering kali dianggap sebagai persoalan moral atau pilihan individu, tetapi bagaimana jika ada faktor biologis yang memengaruhi perilaku ini? Penelitian terbaru yang diterbitkan oleh PLOS One mengungkapkan bahwa genetik memainkan peran dalam kecenderungan seseorang untuk berselingkuh. Penemuan tentang cheating gene, atau lebih tepatnya gen DRD4 VNTR (Dopamine Receptor D4 Variable Number Tandem Repeat), memicu perdebatan mengenai sejauh mana gen ini memengaruhi perilaku seseorang dan bagaimana kita seharusnya menyikapinya.


Gen DRD4

Apa Itu DRD4 dan Hubungannya dengan Selingkuh?

DRD4 adalah gen yang mengatur reseptor dopamin di otak, yang berperan penting dalam sistem penghargaan dan sensasi menyenangkan. Dopamin sering disebut sebagai “hormon kebahagiaan” karena dilepaskan saat seseorang mengalami kesenangan, seperti saat makan makanan favorit, menang dalam permainan, atau bahkan merasakan cinta.

Menurut penelitian, variasi tertentu pada gen DRD4 (terutama versi panjangnya) terkait dengan perilaku impulsif, pencarian sensasi, dan ketidaksetiaan. Individu dengan gen DRD4 panjang lebih mungkin mengambil risiko, termasuk dalam hubungan romantis.

Data Penelitian
Penelitian menunjukkan bahwa:

  • 63% kecenderungan selingkuh pada pria diturunkan secara genetik.
  • 40% kecenderungan selingkuh pada wanita diturunkan secara genetik.

Artinya, pria dengan riwayat keluarga yang memiliki kecenderungan selingkuh mungkin lebih rentan melakukan hal serupa, begitu pula pada wanita, meskipun dampaknya sedikit lebih rendah.


Faktor Genetik vs. Faktor Lingkungan

Walaupun genetik memberikan pengaruh signifikan, perilaku selingkuh tidak sepenuhnya ditentukan oleh gen DRD4. Lingkungan, nilai moral, pendidikan, pengalaman, dan hubungan sosial juga memainkan peran penting.

  1. Pengaruh Genetik
    Individu dengan gen DRD4 panjang cenderung memiliki dorongan yang lebih kuat untuk mencari pengalaman baru atau sensasi, yang bisa membuat mereka lebih sulit untuk berkomitmen dalam hubungan jangka panjang.
  2. Pengaruh Lingkungan
    • Pendidikan Moral: Seseorang yang dibesarkan dalam lingkungan yang mengedepankan kejujuran dan tanggung jawab mungkin dapat mengendalikan kecenderungan genetiknya.
    • Pengalaman Pribadi: Trauma, pengalaman buruk dalam hubungan, atau pola komunikasi yang buruk dapat memengaruhi keputusan seseorang untuk berselingkuh.

Dengan demikian, genetik memberikan dasar biologis, tetapi lingkungan menentukan apakah dasar tersebut akan berkembang menjadi perilaku nyata.


Haruskah Gen Selingkuh Diobati?

Pertanyaan yang muncul adalah, apakah gen DRD4 perlu diobati? Sebelum menjawab, penting untuk memahami bahwa:

  • Gen ini tidak hanya terkait dengan selingkuh, tetapi juga dengan perilaku eksploratif dan kreatif yang bisa bermanfaat dalam konteks lain, seperti inovasi dan kreativitas.
  • Gen DRD4 hanyalah salah satu faktor, bukan penyebab utama.

Pendekatan dalam Mengelola Genetik Selingkuh

  1. Terapi Psikologis
    • Cognitive Behavioral Therapy (CBT) dapat membantu individu mengenali dan mengelola dorongan impulsif mereka.
    • Konseling pasangan dapat memperbaiki pola komunikasi dan membantu membangun hubungan yang lebih sehat.
  2. Latihan Mindfulness
    Latihan mindfulness atau meditasi dapat membantu seseorang mengenali dorongan impulsif dan menenangkan pikiran sebelum bertindak.
  3. Intervensi Farmakologis
    Dalam beberapa kasus, jika kecenderungan impulsif sangat tinggi, dokter mungkin meresepkan obat-obatan yang memengaruhi kadar dopamin untuk membantu mengelola perilaku.

Pencegahan Penurunan Gen Selingkuh

Karena kecenderungan selingkuh sebagian besar dipengaruhi oleh genetik, apakah kita bisa mencegah penurunannya? Jawabannya adalah tidak sepenuhnya, tetapi ada langkah-langkah yang dapat diambil untuk mengurangi dampaknya pada generasi berikutnya:

  1. Pendidikan dan Nilai Keluarga
    Meskipun gen tidak bisa diubah, nilai-nilai yang diajarkan sejak kecil dapat memengaruhi cara seseorang mengelola dorongan biologisnya. Mengajarkan anak-anak tentang pentingnya komitmen, empati, dan komunikasi dapat membantu mereka menghindari perilaku yang merugikan hubungan.
  2. Membangun Hubungan yang Sehat
    Hubungan yang sehat antara orang tua dapat memberikan contoh baik bagi anak-anak. Mereka akan belajar bagaimana menangani konflik tanpa melibatkan pihak ketiga.
  3. Kesadaran Diri
    Orang tua yang mengetahui bahwa mereka memiliki gen DRD4 panjang dan kecenderungan impulsif dapat berupaya mengelola perilaku mereka, sehingga tidak menurunkan pola buruk kepada anak-anak mereka.
  4. Pentingnya Komunikasi dalam Keluarga
    Keterbukaan untuk berdiskusi tentang tantangan dan godaan yang mungkin dihadapi dalam hubungan dapat membantu anak-anak memahami risiko tanpa merasa dihakimi.

Tinjauan Biologis dan Perilaku: Apa yang Bisa Kita Pelajari?

Penemuan tentang gen DRD4 memberikan wawasan baru tentang bagaimana faktor biologis memengaruhi perilaku manusia. Namun, penting untuk diingat bahwa manusia bukanlah makhluk yang sepenuhnya dikendalikan oleh gen. Kita memiliki kemampuan untuk berpikir, belajar, dan memilih tindakan yang sesuai dengan nilai-nilai yang kita pegang.

Beberapa poin penting yang perlu diingat:

  1. Genetik adalah Pengaruh, Bukan Takdir
    Gen DRD4 memengaruhi kecenderungan, tetapi bukan penyebab langsung selingkuh. Lingkungan dan kesadaran diri tetap menjadi kunci utama.
  2. Kesadaran adalah Langkah Pertama
    Menyadari bahwa ada faktor biologis yang memengaruhi perilaku dapat membantu seseorang mengambil langkah-langkah untuk mengelola dorongan tersebut.
  3. Hubungan Harus Didasarkan pada Komitmen
    Terlepas dari faktor biologis, hubungan yang sehat membutuhkan usaha dari kedua belah pihak untuk membangun kepercayaan, komunikasi, dan komitmen.

Kesimpulan

Gen DRD4 memang memiliki kaitan dengan perilaku selingkuh, tetapi bukan berarti seseorang yang memiliki gen ini pasti akan berselingkuh. Faktor lingkungan, pendidikan, dan nilai moral memiliki pengaruh besar dalam membentuk perilaku individu.

Penting bagi kita untuk tidak hanya fokus pada genetik, tetapi juga pada bagaimana membangun hubungan yang sehat dan mendukung. Dengan kesadaran, pengelolaan diri, dan komunikasi yang baik, kecenderungan genetik untuk selingkuh bisa diminimalkan, sehingga tidak menjadi warisan bagi generasi berikutnya.

Jadi, alih-alih melihat gen DRD4 sebagai “kutukan,” mari jadikan pengetahuan ini sebagai alat untuk menciptakan kehidupan dan hubungan yang lebih baik.

Tinggalkan Balasan